KUALITAS
HADITS MATA PELAJARAN AL-QUR’AN - HADITS
KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH
A. Latar Belakang
Masalah
Sudah menjadi kesepakatan para ulama bahwa Hadits
Nabi yang shahih merupakan sumber pokok hukum yang kedua ajaran Islam sesudah
Kitab Suci Al-Qur’an (Yusuf Qardhawy, 1994:50). Di dalamnya terkandung ajaran
yang terkait dengan umat zaman Nabi sampai kepada umat era globalisasi sekarang
ini. Oleh karena itu, perlu bagi umat Islam untuk memahami, mengkaji teks hadits
lebih dalam, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata, serta menaatinya,
sehingga tercapai kehidupan yang penuh dengan ridla Allah SWT.
Haditsyang
dapat diartikan sebagai laporan sesuatu yang dihubungkan kepada Nabi SAW berupa
pernyataan, perbuatan, penetapan, dan persifatan atau perilaku Nabi merupakan
dokumen penting ajaran keagamaan dan sekaligus sumber ajaran agama Islam bagi
kehidupan (Erfan Soebahar, 2005:57).
Sekiranya hadits itu mempunyai tingkatan qath’i
al wurud, tentu
saja tidak ada masalah. Namun, hadits ada yang qath’i al-wurud dan zhanni
al wurud. Bagi hadits qath’i
al-wurud terhindar dari kemungkinan salah. Sedang yang zhanni al-wurud terbuka
peluang terjadinya kesalahan. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian
secara khusus dan cermat sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam
pemakaian hadits sebagai hujjah dalam kaitannya dengan fenomena kehidupan
(Erfan Soebahar, 2005:57).
Umat
Islam diwajibkan untuk mengikuti hadits sebagaimana kewajiban mengikuti
Al-Qur’an karena antara keduanya tidak terdapat perbedaan dalam garis besarnya
(M. Hasbi ash-Shiddiqi, 1985:158). Hadits Nabi merupakan penafsiran Al-Qur’an
dalam praktik atau penerapan ajaran Islam secara faktual dan ideal. Hal ini
mengingat bahwa pribadi Nabi SAW merupakan perwujudan dari Al-Qur’an yang
ditafsirkan untuk manusia, serta ajaran Islam yang dijabarkan dalam kehidupan
sehari-hari (Yusuf Qardlawi, 1995:17).
Begitu
pentingnya kedudukan Hadits dalam kehidupan umat Islam, Departemen Agama
(Depag) menjadikan Hadits sebagai salah satu pelajaran di Madrasah Tsanawiyah
yang wajib diikuti oleh peserta didik, yaitu mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.(Depag
RI,2005:3)
Mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) yang diberikan kepada peserta didik untuk memahami Al-Qur’an dan Hadits
sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi kandunganya sebagai
petunjuk dan landasan kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat (Depag RI,
2005:4).
Berbeda
dengan Al-Qur’an yang semua ayat-ayatnya diterima oleh para sahabat dari
Rasulullah SAW secara mutawatir dan telah ditulis dan dikumpulkan sejak zaman
Nabi masih hidup baik fi as-suthur maupun fi ash-shudur (Syuhudi
Ismail, 1996:3). Hadits Nabi tidaklah demikian, bahkan dalam
perkembangannya tidak sedikit Hadits secara kualitas dapat dikatakan dlaif
sehingga kurang kuat apabila dijadikan dalil untuk penetapan sebuah hukum (Fatchur
Rahman, 1974:229).
Dalam
pelajaran Al-Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah, disamping mengambil dalil-dalil
Al-Qur’an juga banyak mengambil Hadits sebagai dalil. Oleh karena itu, perlu
ada penelitian tentang Hadits yang dijadikan dalil dalam pelajaran Al-Qur’an Hadits
tersebut sehingga dapat diketahui kualitas Haditsnya. Untuk membedakan Hadits
yang shahih dengan hadits yang tidak shahih, oleh ulama telah dibuat
kaidah-kaidah untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keshahihan suatu hadits,
baik ditinjau dari segi sanad maupun matannya.
Penelitian
hadits ini untuk menilai apakah hadits yang dipakai sebagai dalil dalam mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas VII Madrasah Tsanawiyah benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan keshahihannya berasal dari Nabi ataukah tidak. Hal ini
sangat penting mengingat kedudukan kualitas hadits, erat sekali kaitannya
dengan dapat atau tidaknya dijadikan sebagai hujjah agama. Lebih dari itu
kritik matan hadits juga sangat penting dilakukan, mengingat ada hadits-hadits
yang dari segi sanadnya shahih, tetapi dari segi matannya bertentangan dengan Al-Qur’an,
akal sehat, dan perkembangan ilmu pengetahuan serta hukum perubahan sosial.
Seperti
dimaklumi bahwa hadits Nabi diriwayatkan berdasarkan Lafdhy (susunan
redaksi dan maknanya sesuai benar antara riwayat yang satu dengan yang
lainnya), dan Ma’nawy (susunan redaksi berbeda namun pada prinsipnya
tidak ada perbedaan). Oleh karena itu, dalam penggunaan hadits Ma’nawy
ini bisa berbeda pemahaman antara penukil satu dengan penukil yang lain dalam
hal kesesuaian dengan tema.
Dengan demikian,
penelitian ini tidak hanya menitikberatkan keshahihan sanad atau matan sebuah hadits
tetapi juga meneliti kesesuaian penukilan hadits dengan tema atau pokok bahasan
mata pelajaran Al-Qur’an hadits.
Pengkajian
ulang terhadap hadits-hadits yang terdapat di dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits
ini mungkin saja akan ditemukan hadits-hadits yang tidak mencapai standar hadits
shahih. Terhadap hadits dengan kualitas yang demikian, penelitian dilanjutkan
dengan mencari hadits yang semakna dan tetap sesuai dengan tema atau pokok
bahasan pelajaran.
B. Rumusan Masalah
Penelitian
yang penulis lakukan terfokus beberapa permasalahan yang dapat penulis rumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana kualitas Hadits
dalam buku pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas VII Madrasah Tsanawiyah ?
2. Bagaimana ketepatan
penyajian Hadits terhadap tema-tema dalam mata pelajaran Qur’an Hadits kelas VII
Madrasah Tsanawiyah ?
C. Tujuan
Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui
kualitas Hadits dalam buku pelajaran Qur’an Hadits kelas VII Madrasah Tsanawiyah.
2. Untuk mengetahui
ketepatan penyajian Hadits terhadap tema-tema dalam mata pelajaran Qur’an Hadits
kelas VII Madrasah Tsanawiyah.
D. Signifikansi
Penelitian
Berpedoman kepada hadits untuk diamalkan dan
menganjurkan orang lain untuk maksud yang sama, adalah suatu kewajiban (Fathur
Rahman, 1974:18). Agar kewajiban tersebut dapat dipenuhi dengan seksama dalam
memilih hadits yang shahih untuk diamalkan sudah barang tentu memerlukan suatu
penelitian yang menyeluruh baik dari segi sanad maupun matannya.
Seperti penulis jelaskan di atas bahwa penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hadits-hadits yang terdapat dalam buku
ajar Al-Qur’an Hadits kelas VII MTs, serta mengetahui ketepatan/kesesuaian
penyajian terhadap tema-tema dalam buku ajar tersebut.
Oleh karena itu, penelitian ini penting artinya
mengingat tujuan dari penelitian hadits adalah untuk menilai apakah secara
historis sesuatu yang dikatakan hadits itu benar-benar dapat
dipertangunggjawabkan kesahihannya berasal dari Nabi atau tidak, karena terkait
dengan dapat atau tidaknya hadits dijadikan hujjah (dalil) agama (M.
Syuhudi Ismail, 1998:4). Serta menganalisis kesesuaian/ketepatan penyajian
terhadap tema-tema sehingga setelah penelitian ini diharapkan menjadi kritik
atau evaluasi yang membangun terhadap buku ajar Al-Qur’an Hadits kelas VII MTs.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam kegiatan ini penulis telah melakukan
penelusuran dan kajian terhadap berbagai sumber atau referensi yang ada
relevansinya dengan penelitian yang penulis lakukan. Hal tersebut dikandung
maksud agar arah dan fokus penelitian ini tidak merupakan pengulangan dari penelitian-penelitian
sebelumnya akan tetapi untuk mencari sisi lain yang signifikan untuk diteliti.
Penelitian tentang hadits memang telah banyak
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Namun, secara fokus meneliti
tentang hadits dalam mata pelajaran Qur’an Hadits kelas VII Madrasah Tsanawiyah,
seperti yang akan penulis lakukan –sejauh penelusuran penulis- belum
ada.
Sedangkan yang telah penulis baca dari buku-buku
literatur yang membahas tentang kualitas
hadits sebelumnya adalah Muhibbin Noor, “Kritik Kesahihan Hadits Imam
al-Bukhari, Telaah Kritis atas Kitab al-Jami’ al-Shalih”, di dalam buku
tersebut Muhibbin Noor membahas tentang kriteria kesahihan hadits-hadits al-Jami’
al-Shahih.
Muhibbin Noor sekaligus menguji sejauh mana
kriteria kesahihan hadits-hadits al-Jami’ al-Shahih tersebut diterapkan
secara konsisten, serta untuk mengetahui apakah dengan kriteria tersebut akan
dapat dihasilkan hadits-hadits yang sahih, dan juga dalam bukunya Muhibbin Noor
tersebut menganalisis terhadap kriteria kesahihan hadits alternatif yang
merupakan kombinasi dari berbagai kriteria yang sudah ada sebagai bentuk
penyempurnaan.
Penelitian yang lain adalah yang dilakukan oleh Zuhad
dalam bentuk desertasi (belum diterbitkan) yang berjudul “Hadits dalam
Pandangan Muhammad Rasyid Rida, Studi tentang Nilai Rijal Hadits dalam Kitab
Tafsir al-Manar”, penelitian ini menitikberatkan pembahasan mengenai
macam-macam kualitas dan ada/tidaknya mutabi’ atau syahid hadits tentang ibadah,
muamalah, dan aqidah yang terdapat dalam kitab al-Manar.
Selanjutnya penelitian Ali Mustafa Ya’qub dalam
bukunya yang berjudul Hadits-Hadits Bermasalah, buku tersebut membicarakan
hadits yang banyak dipermasalahkan di masyarakat. Hadits-hadits itu adakalanya kondang
di masyarakat bahkan menjadi amalan ibadah mereka. Padahal, setelah diteliti hadits-hadits
itu ternyata palsu.
Menurut Ali Musthafa Ya’kub, ada hadits-hadits yang
justru dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai hadits-hadits palsu. Namun, setelah
diteliti ternyata hadits itu sahih. Adapula hadits yang ditinggalkan oleh
sebagian masyarakat karena dinilai dlaif (lemah). Padahal, ke-dlaif-an
hadits tersebut tidak parah dan substansinya didukung oleh dalil-dalil lain
yang kuat sehingga hadits tersebut tetap layak untuk menjadi landasan beramal
atau meninggalkan perbuatan yang terlarang.
Suhadi juga telah mengadakan penelitian tentang
hadits, berbentuk tesis yang berjudul “Hubungan antara afiliasi madzhab dengan
metode penilaian hadits, studi pemikiran Imam Nashiruddin al-Albani, Suhadi
dalam tesisnya tersebut membahas tentang bagaimana metode Al-Albani menilai
hadits, juga membahas tentang hubungan afiliasi madzhab Dan metode penilaian
hadits menurut al-Albani serta kontribusi dan implikasi pemikiran al-Albani
terhadap pembaharuan hadits dan Fikih. Dari pokok-pokok bahasan penelitiannya
Suhadi tersebut jelas berbeda dengan yang akan penulis lakukan.
Berdasarkan telaah dari beberapa penelitian
tersebut di atas, memang telah banyak penelitian hadits. Namun yang
membicarakan secara khusus kajian tentang hadits yang penulis maksud belum
pernah dilakukan.
F. Metode
Penelitian
Dalam penyusunan sebuah karya ilmiyah, penggunaan
metode merupakan sesuatu yang pasti, sebab metode merupakan cara bertindak yang
memungkinkan setiap kegiatan penelitian dapat terlaksana secara baik terarah
Dan mendapat hasil yang optimal (Anton Baker, 1992 : 10).
Penelitian ini menggunakan metode kritik hadits,
Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Menginventarisasi
semua hadits yang ada dalam buku ajar al-Qur’an Hadits kelas VII MTs, kemudian
mengelompokkannya berdasarkan jumlah periwayat dan isi yang dikandungnya. Setelah
itu mengambil hadits-hadits yang akan dijadikan obyek penelitian.
2. Menginventarisasi
semua periwayat yang terlibat dalam hadits yang dijadikan obyek penelitian.
3. Meletakkan
dasar-dasar atau tolok ukur
yang digunakan dalam penilaian para periwayat kemudian membahas semua periwayat
yang terkait dengan hadits yang diteliti.
4. Menentukan
periwayat yang dipandang lemah atau diperselisihkan otoritasnya dalam
periwayatan. Setelah itu mengumpulkan semua hadits yang di dalam sanadnya
terdapat para periwayat yang dipandang lemah.
5. Setelah hadits-hadits yang di dalam sanadnya terdapat perawi yang
lemah dibahas disimpulkan kedudukannya, lalu diusahakan untuk di carikan syahid
dan mutabi’nya. Dengan demikian, maka dapat dibuat kesimpulan akhir tentang
kualitas hadits-hadits yang terdapat di dalam buku ajar Al-Qur’an - Hadits
kelas VII MTs dan kriteria penyusunnya dalam menggunakan hadits.
G. Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab.
Bab pertama, Pendahuluan. Pada bagian ini dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, signifikansi penelitian, tinjauan pustaka, metode
penelitian, dan diakhiri dengan sistematika penulisan.
Bab kedua, berisi pandangan
umum tentang buku ajar Al-Qur’an Hadits kelas VII MTs, yang meliputi sekilas tentang
buku ajar Al-Qur’an Hadits kelas VII MTs, hadits-hadits dalam buku ajar Al-Qur’an
Hadits kelas VII MTs, rijal-rijal hadits, dan rijal-rijal yang bermasalah.
Bab ketiga, menguraikan tentang Kritik Hadits. Dalam bab tiga
ini dicantumkan kritik sanad, kritik matan, mutabi’, dan syahid hadits.
Bab keempat, berisi hasil penelitian dan pembahasan, yang
meliputi penilaian terhadap kualitas hadits-hadits yang terdapat dalam buku
ajar al-Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah kelas VII, Pemahaman komprehensif
terhadap hadits-hadits dalam buku ajar Al-Qur’an Hadits kelas VII MTs.
Bab kelima, penutup. Pada bab ini berisi kesimpulan yang
merupakan jawaban dari keseluruhan hasil penelitian. Bab ini diakhiri dengan
saran-saran dan penutup.
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shidiqi, M.
Hasbi 1985, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta, Bulan Bintang.
Baker, Anton
1992, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta, Kanisius.
Depag RI 2005, Standart
Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta.
Isma’il, M.
Syuhudi 1998, Kaedah Kesahihan Sanad Hadits, Jakarta, Bulan Bintang.
-------- 1996, Metodologi
Penelitian Hadits Nabi, Jakarta, Bulan Bintang.
Kanwil Depag
Jateng 2004, Al-Qur’an – Hadits Madrasah Tsanawiyah / yang Sederajat,
Semarang, PT Wahana Dinamika Karya.
Noor, Muhibbin 2003,
Kritik Kesahihan Hadits Imam al-Bukhori, Telaah Kritis atas Kitab al-Jami’
al-Shalih, Yogyakarta, Waqtu.
Qardlawi,Yusuf 1995,
Bagaimana Memahami Hadits Nabi SAW, Bandung, Karisma.
-------- 1994, Kajian
Kritis Pemahaman Hadits, Jakarta, Islamuna Press.
Rahman, Fatchur 1974,
Ikhtisar Mushthalahul Hadits, Bandung, al Ma’arif.
Soebahar, Moh.
Erfan, Respon Muhadditsun Menghadapi Tantangan Kehidupan Umat, Pidato
Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Hadits IAIN Walisongo, Semarang, 31
Agustus 2005
Ya’kub, Ali
Mustafa 2005, Hadits-Hadits Bermasalah, Jakarta, Pustaka Firdaus.
Zuhad, Hadits
dalam Pandangan Muhammad Rasyid Rida, Studi tentang Nilai Rijal Hadits dalam
Kitab Tafsir al-Manar, Desertasi Doktor UIN Jakarta, tidak diterbitkan.
NILAI KUALITAS HADITS MATA PELAJARAN AL-QUR’AN - HADITS
KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
Penelitian
D.
Signifikansi
Penelitian
E.
Tinjauan
Pustaka
F.
Metode
Penelitian
G.
Sistematika
Penelitian
II.
PANDANGAN
UMUM TENTANG BUKU AJAR AL-QUR’AN - HADITS KELAS VII MTS
A.
Sekilas
tentang Buku Ajar Al-Qur’an Hadits kelas VII MTs
B.
Hadits-hadits
dalam buku ajar Al-Qur’an Hadits kelas VII MTs
C.
Rijal al-Hadits
dalam buku ajar Al-Qur’an Hadits kelas VII MTs
D.
Rijal-rijal
bermasalah
III.
KRITIK HADITS
A.
Kritik
Sanad
B.
Kritik
Matan
C.
Mutabi’
dan Syahid hadits-hadits buku ajar Al-Qur’an Hadits kelas VII MTs.
IV.
ANALISIS
NILAI DAN KEHUJJAHAN HADITS
A.
Analisis Kualitas
Hadits
1.
Analisis
Sanad Hadits
2.
Analisis
Matan Hadits
B.
Analisis kehujjahan
hadits
C.
Pemahaman
komprehensif terhadap hadits-hadits dalam buku ajar Al-Qur’an Hadits kelas VII
MTs
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran-saran
C.
Penutup
HADITS-HADITS DALAM MAPEL AL-QUR’AN - HADIS
KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH
TEMA : Akhlaq kepada Ibu bapak.
1. عن ابن عمر رضي الله عنه قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم يقول كلكم راع و كلكم مسؤول عن رعيته الإمام راع و مسؤول عن رعيته,
والرجل راع في أهله مسؤول عن رعيته والمرأةراعية في بيت زوجها وهي مسؤولة عن
رعيتها والخادم راع في مال سيده وهو مسؤول عن رعيته . فكلكم راع مسؤول عن رعيته
(متفق عليه)
TEMA : Bertaqwa dan berakhlaq mulia
·
Perintah
bertaqwa dan berakhlaq mulia
2.
عن أبي ذر رضي الله
عنه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إتق الله حيثما كنت وأتبع السيئة الحسنة
تمحها وخالق الناس بخلق حسن, رواه الترمذى
3.
ليس منا من لم يوقر
الكبير ويرحم الصغيرويأمر بالمعروف وينه عن المنكر, رواه أحمد و الترمذى
·
Akhlaq
kepada tetangga
4.
عن أبي هريرة رضي
الله عنه ان النبي صلى الله عليه وسلم قال والله لا يؤمن, والله لا يؤمن, والله لا
يؤمن. قيل من يارسول الله؟ قال من يارسول الله ؟ قال: الذى لا يأمن جاره بوائقه,
متفق عليه
5.
عن أبي ذر رضي الله
عنه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا طبخت مرقة فأكثرماء ها وتعاهد جيرانك,
رواه مسلم
6.
من كان يؤمن بالله
واليوم الأخر فليحسن جاره
7.
يا نساء المسلمات, لا
تحقرن جارة لجارتها ولو فرسن شاةٍ, متفق عليه
8.
من كان يؤمن بالله
واليوم الأخر فليكرم جاره , رواه البخاري