Rabu, 27 September 2017

Model Evaluasi



MODEL EVALUASI CIRO DAN ALKIN

Bahan diskusi kelas Mata kuliah Praktek Evaluasi
Oleh: Alex Yusron Al Mufti


A.    MODEL EVALUASI CIRO
Model Evaluasi CIRO ini dikemukakan oleh:  P. Ward, M. Bird, dan N. Rackman  sebagai singkatan dari Context evaluation, Input evaluation, Reaction evaluation, dan Outcome evaluation adalah suatu model evaluasi Program. (Wirawan; 2011: 226). Keempat model evaluasi CIRO tersebut sebagai berikut :
1.      Evaluasi Konteks (Context evaluation).
Evaluasi konteks meliputi menggunakan informasi situasi dan kondisi yang sekarang atau konteks untuk menentukan tujuan kebutuhan dari program.
Tiga objek yang mungkin dievaluasi, yaitu:
a.       Objektif akhir (Ultimate objectives): 
Defisiensi khusus dalam organisasi yang akan dihilangkan atau diselesaikan oleh program
b.      Objektif antara (Intermediate objectives):
Perubahan perilaku para pegawai / SDM yang diperlukan untuk mencapai objektif akhir
c.       Objektif segera (Immediate objectives):
Ilmu pengetahuan, ketrampilan atau sikap baru yang harus diperoleh para partisipan yang diperlukan untuk mengubah perilaku mereka untuk mencapai tujuan akhir.
Dan hal ini juga senada dengan apa yang dikemukakan oleh Brinkerhoff, bahwa aktifitas evaluasi dimaksudkan untuk menguntungkan organisasi melalui peningkatan program yaitu ketrampilan, pengetahuan dan sikap (Skill, Knowledge, Attitude = SKA)
Evaluasi konteks adalah suatu model evaluasi yang di dalamnya menggunakan berbagai informasi melalui kajian, observasi (pengamatan) dan lain-lain untuk mencapai tujuan program, yaitu adanya perubahan perilaku, sikap yang baru dan bertambahnya ketrampilan dan ilmu pengetahuan dari para pegawai atau partisipan. (Arikunto; 2012: 45)
2.      Evaluasi Masukan (Input evaluation).
Level evaluasi ini meliputi bagaimana memperoleh dan mempergunakan informasi mengenai kemungkinan sumber-sumber pelatihan untuk memilih antara masukan – masukan alternatif pada Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), yakni dengan cara:
a.         Menganalisis sumber yang ada dan menentukan  sumber-sumber tersebut dapat dipergunakan sehingga kesempatan maksimum mencapai tujuan yang ditetapkan seperti faktor anggaran dan persyaratan – persyaratan dapat membatasi opsi yang tersedia.
b.         Menunjukkan pada proses mengumpulkan bukti-bukti dan memakainya untuk menentukan metode PSDM
Evaluasi masukan ini sangat diperlukan dalam mengevaluasi program karena untuk menerima atau merespon setiap masukan dari dari berbagai sumber, baik melalui pelatihan maupun bukti-bukti yang lain untuk menentukan metode PSDM.
3.      Evaluasi Reaksi (Reaction Evaluation).
Evaluasi ini untuk memperoleh dan memakai informasi mengenai reaksi partisipan untuk memperbaiki proses PSDM dan evaluasi ini lebih menekankan pada laporan-laporan subjektif dari para partisipan dan pandangan-pandangan mereka, evaluasi ini adalah sangat membantu jika dikumpulkan dengan cara yang sistematik.
Evaluasi reaksi ini lebih tepat dan cocok untuk mengetahui masalah yang terjadi untuk dievaluasi ke depan, sejauhmana laporan-laporan subjektif dari para partisipan dan pandangan-pandangan mereka, Sehingga mudah bagi organisasi untuk menilai atau menentukan metode evaluasi yang akan dilakukan.
4.      Evaluasi Pengaruh (Outcome evaluation)
Evaluasi ini untuk memperoleh dan mempergunakan informasi mengenai pengaruh atau outcomes PSDM untuk memperbaiki program di masa yang akan datang. Bagian ini adalah bagian terpenting dari evaluasi, karena apabila jika evaluasi keluaran diharapkan sukses, memerlukan persiapan yang hati-hati sebelum program pelatihan dimulai. Berikut empat tahap yang membentuk evaluasi pengaruh,yaitu:
a.         Mendefinisikan trend objektif
b.         Memilih dan mengonstruksi pengukuran dari objektif
c.         Melakukan pengukuran pada waktu yang tepat
d.        Menilai hasil dan memakainya untuk memperbaiki program di kemudian hari
  Evaluasi pengaruh ini lebih melihat kepada pengaruh dari program yang sedang berjalan untuk memperbaiki program di masa yang akan datang.

B.     MODEL EVALUASI ALKIN
Menurut Alkin (1969), evaluasi adalah suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan,dan menganalisa informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternatif.
Model ini digunakan untuk menilai program. Dalam merumuskan model evaluasi program yang disusunnya, Alkin membuat batasan konstruk evaluasi sebagai suatu proses penentuan area yang akan di evaluasi, pemilihan informasi yang cocok untuk dievaluasi, pengumpulan dan analisis informasi serta penyusunan laporan atau ringkasan data yang berguna bagi pengambil keputusan dalam memilih alternatif yang berguna yang tepat dari berbagai alternatif yang ada.
Ia mengemukakan lima macam evaluasi yakni:
  1. Sistem assessment, yaitu memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem. Contohnya dalam hal penerepan metode pembelajaran. Hasil evaluasi dengan menggunakan model ini antara lain dapat menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa.
  2. Program planning, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program. Dalam program planning dapat dilakukan melalui evaluasi internal dan evaluasi eksternal.
Evaluasi internal dilakukan dengan cara menilai ketepatan, kesesuaian dan kebermaknaan sub-sub program yang dirumuskan dalam kaitannya dengan tujuan program yang dinilai, baik dari segi konstruksi, kepraktisan dan biaya.
Sedangkan evaluasi eksternal adalah evaluasi yang dilakukan sesudah suatu program diimplementasikan. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah Delphi Techniques atau teknik lain yag menggunakan pendekatan sistem analisis. Untuk contoh penerapan metode pembelajaran, metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa. Setelah terpilih, metode pembelajaran tersebut direalisasikan dalam proses pembelajaran.
  1. Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti direncanakan. Dalam contoh penerapan metode pembelajaran, model ini dimaksudkan untuk mengevaluasi, misalnya apakah metode yang digunakan telah sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa.
  2. Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja, atau berjalan? Apakah dalam menuju pencapaian tujuan ada hal-hal atau masalah-masalah baru yang muncul tak terduga? Dengan kata lain, evaluator mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul, mengumpulkan dan menganalisis data serta menyerahkan pada pengambil keputusan untuk melakukan perbaikan pelaksanaan program dengan segera.
Dalam contoh penerapan metode pembelajaran, model ini dimaksudkan untuk menilai proses pembelajaran, apakah berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana, bagaimana penanggulangan masalah jika terjadi kendala selama terjadi proses pembelajaran.
  1. Program certification, yang memberikan informasi tentang nilai atau guna program. Dalam contoh penerepan metode pembelajaran, model ini dimaksudkan untuk mengevaluasi apakah metode yang diterapkan memberikan dampak positif pada siswa, yakni siswa semakin termotivasi untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

 

Bacaan
1.        Arikunto, Suharsimi.  Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
2.        Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara:2010.
3.        Wirawan. Evaluasi teori, model standar, Aplikasi, dan Profesi. Kota Depok: Rajawali Pers, 2011.