MODEL EVALUASI CIRO DAN
ALKIN
Bahan diskusi kelas Mata
kuliah Praktek Evaluasi
Oleh: Alex Yusron Al
Mufti
A. MODEL EVALUASI CIRO
Model Evaluasi CIRO ini dikemukakan oleh: P. Ward, M. Bird, dan N. Rackman sebagai singkatan dari Context evaluation, Input evaluation, Reaction evaluation, dan Outcome
evaluation adalah suatu model evaluasi Program. (Wirawan; 2011: 226).
Keempat model evaluasi CIRO tersebut sebagai berikut :
1. Evaluasi Konteks (Context evaluation).
Evaluasi konteks meliputi menggunakan informasi
situasi dan kondisi yang sekarang atau konteks untuk menentukan tujuan
kebutuhan dari program.
Tiga objek yang mungkin dievaluasi, yaitu:
a. Objektif akhir (Ultimate objectives):
Defisiensi khusus dalam organisasi yang akan
dihilangkan atau diselesaikan oleh program
b. Objektif antara (Intermediate
objectives):
Perubahan perilaku para pegawai / SDM yang diperlukan
untuk mencapai objektif akhir
c. Objektif segera (Immediate objectives):
Ilmu pengetahuan, ketrampilan atau sikap baru yang
harus diperoleh para partisipan yang diperlukan untuk mengubah perilaku mereka
untuk mencapai tujuan akhir.
Dan hal ini juga senada dengan apa yang dikemukakan
oleh Brinkerhoff, bahwa aktifitas evaluasi dimaksudkan untuk menguntungkan
organisasi melalui peningkatan program yaitu ketrampilan, pengetahuan dan sikap
(Skill, Knowledge, Attitude = SKA)
Evaluasi konteks adalah suatu model evaluasi yang di
dalamnya menggunakan berbagai informasi melalui kajian, observasi (pengamatan)
dan lain-lain untuk mencapai tujuan program, yaitu adanya perubahan perilaku,
sikap yang baru dan bertambahnya ketrampilan dan ilmu pengetahuan dari para
pegawai atau partisipan. (Arikunto; 2012: 45)
2. Evaluasi Masukan (Input
evaluation).
Level evaluasi ini meliputi bagaimana memperoleh dan
mempergunakan informasi mengenai kemungkinan sumber-sumber pelatihan untuk
memilih antara masukan – masukan alternatif pada Pengembangan Sumber Daya
Manusia (PSDM), yakni dengan cara:
a.
Menganalisis sumber
yang ada dan menentukan sumber-sumber
tersebut dapat dipergunakan sehingga kesempatan maksimum mencapai tujuan yang
ditetapkan seperti faktor anggaran dan persyaratan – persyaratan dapat
membatasi opsi yang tersedia.
b.
Menunjukkan pada proses
mengumpulkan bukti-bukti dan memakainya untuk menentukan metode PSDM
Evaluasi masukan ini sangat diperlukan dalam
mengevaluasi program karena untuk menerima atau merespon setiap masukan dari
dari berbagai sumber, baik melalui pelatihan maupun bukti-bukti yang lain untuk
menentukan metode PSDM.
3. Evaluasi Reaksi (Reaction Evaluation).
Evaluasi ini untuk memperoleh dan memakai informasi
mengenai reaksi partisipan untuk memperbaiki proses PSDM dan evaluasi ini lebih
menekankan pada laporan-laporan subjektif dari para partisipan dan
pandangan-pandangan mereka, evaluasi ini adalah sangat membantu jika
dikumpulkan dengan cara yang sistematik.
Evaluasi reaksi ini lebih tepat dan cocok untuk
mengetahui masalah yang terjadi untuk dievaluasi ke depan, sejauhmana
laporan-laporan subjektif dari para partisipan dan pandangan-pandangan mereka, Sehingga
mudah bagi organisasi untuk menilai atau menentukan metode evaluasi yang akan
dilakukan.
4. Evaluasi Pengaruh (Outcome evaluation)
Evaluasi ini untuk memperoleh dan mempergunakan
informasi mengenai pengaruh atau outcomes PSDM untuk memperbaiki program di
masa yang akan datang. Bagian ini adalah bagian terpenting dari evaluasi,
karena apabila jika evaluasi keluaran diharapkan sukses, memerlukan persiapan
yang hati-hati sebelum program pelatihan dimulai. Berikut empat tahap yang
membentuk evaluasi pengaruh,yaitu:
a.
Mendefinisikan trend
objektif
b.
Memilih dan
mengonstruksi pengukuran dari objektif
c.
Melakukan pengukuran
pada waktu yang tepat
d.
Menilai hasil dan memakainya
untuk memperbaiki program di kemudian hari
Evaluasi pengaruh
ini lebih melihat kepada pengaruh dari program yang sedang berjalan untuk
memperbaiki program di masa yang akan datang.
B. MODEL EVALUASI ALKIN
Menurut Alkin (1969), evaluasi adalah suatu
proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan,dan
menganalisa informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna
bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternatif.
Model ini digunakan untuk menilai program. Dalam merumuskan model evaluasi
program yang disusunnya, Alkin membuat batasan konstruk evaluasi sebagai suatu
proses penentuan area yang akan di evaluasi, pemilihan informasi yang cocok
untuk dievaluasi, pengumpulan dan analisis informasi serta penyusunan laporan
atau ringkasan data yang berguna bagi pengambil keputusan dalam memilih
alternatif yang berguna yang tepat dari berbagai alternatif yang ada.
Ia mengemukakan lima macam evaluasi yakni:
- Sistem assessment, yaitu memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem. Contohnya dalam hal penerepan metode pembelajaran. Hasil evaluasi dengan menggunakan model ini antara lain dapat menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa.
- Program planning, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program. Dalam program planning dapat dilakukan melalui evaluasi internal dan evaluasi eksternal.
Evaluasi
internal dilakukan dengan cara menilai ketepatan, kesesuaian dan kebermaknaan
sub-sub program yang dirumuskan dalam kaitannya dengan tujuan program yang
dinilai, baik dari segi konstruksi, kepraktisan dan biaya.
Sedangkan evaluasi
eksternal adalah evaluasi yang dilakukan sesudah suatu program
diimplementasikan. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah Delphi
Techniques atau teknik lain yag menggunakan pendekatan sistem analisis.
Untuk contoh penerapan metode pembelajaran, metode pembelajaran disesuaikan
dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa. Setelah terpilih, metode
pembelajaran tersebut direalisasikan dalam proses pembelajaran.
- Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti direncanakan. Dalam contoh penerapan metode pembelajaran, model ini dimaksudkan untuk mengevaluasi, misalnya apakah metode yang digunakan telah sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa.
- Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja, atau berjalan? Apakah dalam menuju pencapaian tujuan ada hal-hal atau masalah-masalah baru yang muncul tak terduga? Dengan kata lain, evaluator mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul, mengumpulkan dan menganalisis data serta menyerahkan pada pengambil keputusan untuk melakukan perbaikan pelaksanaan program dengan segera.
Dalam contoh
penerapan metode pembelajaran, model ini dimaksudkan untuk menilai proses
pembelajaran, apakah berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana, bagaimana
penanggulangan masalah jika terjadi kendala selama terjadi proses pembelajaran.
- Program certification, yang memberikan informasi tentang nilai atau guna program. Dalam contoh penerepan metode pembelajaran, model ini dimaksudkan untuk mengevaluasi apakah metode yang diterapkan memberikan dampak positif pada siswa, yakni siswa semakin termotivasi untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Bacaan
1.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara, 2012.
2.
Arikunto, Suharsimi dan
Cepi Safruddin Abdul Jabar. Evaluasi
Program Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara:2010.
3.
Wirawan. Evaluasi teori, model standar, Aplikasi, dan
Profesi. Kota Depok: Rajawali Pers, 2011.